Mereka Yang Mengendalikan Dunia


Pernah suatu masa, sekelompok kaum sangat mengagungkan sihir. Maka, kepada kaum tersebut, diutuslah seseorang yang mampu menaklukkan sihir. Namanya Musa. Di mana, seorang Musa dengan tongkatnya sanggup menghadirkan ular besar, bahkan membelah lautan. Akhirnya, sebagian besar orang dari kaum itu pun percaya kepada Musa dan risalahnya yang dibawanya.

Pernah suatu masa, sekelompok kaum sangat mengagungkan pengobatan. Maka, kepada kaum tersebut, diutuslah seseorang yang mampu menguasai pengobatan. Namanya Isa. Di mana, seorang Isa sanggup menyembuhkan orang sakit, bahkan membangkitkan orang mati. Akhirnya, sebagian besar orang dari kaum itu pun percaya kepada Isa dan risalahnya yang dibawanya.

Pernah suatu masa, sekelompok kaum sangat mengagungkan perdagangan. Maka, kepada kaum tersebut, diutuslah seseorang yang mampu menguasai perdagangan. Namanya Muhammad. Di mana, seorang Muhammad sanggup menjadi pedagang yang kaya-raya. Akhirnya, sebagian besar orang dari kaum itu pun percaya kepada Muhammad dan risalahnya yang dibawanya.

Demikianlah, masing-masing utusan berdakwah sesuai dengan ‘bahasa kaumnya’. Bahasa kaumnya Musa adalah sihir. Bahasa kaumnya Isa, pengobatan. Bahasa kaumnya Muhammad, perdagangan.

Dan berwasiatlah Nabi Muhammad, “Sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu berada di perdagangan.” Inilah Pareto Rezeki. Dengan kata lain, mereka yang tidak menguasai simpul perdagangan, maka kemungkinan besar Pareto Rezeki tidak akan berpihak padanya. Nah, gimana dengan Anda?

Kembali pada perdagangan:
– Jelas, Nabi Muhammad itu pedagang. Sebutan lainnya, pengusaha. Di mana pada usia 20-an, perdagangannya sudah menembus negara-negara tetangga. Bahkan ia lebih lama menjadi pedagang ketimbang nabi.
– Istri kesayangan nabi juga pedagang.
– Empat sahabat nabi, ternyata semuanya pedagang dan hampir semuanya kaya-raya.
– Sepuluh sahabat nabi yang dijamin masuk surga, ternyata hampir semuanya pedagang.
– Islam pun dibawa masuk ke Indonesia oleh pedagang. Baik pedagang dari Timur Tengah, dari India, maupun dari China. Kebetulan Islam sudah masuk duluan ke sana.
– Sesepuh NU dan Muhammadiyah zaman dulu juga pedagang.
– Serikat Dagang Islam pun turut berperan besar dalam memperjuangkan kemerdekaan negeri ini.
– Jadi, Islam sama sekali tidak asing dengan perdagangan.
– Malah Islam sangat menganjurkan perdagangan. Ini terbukti pada salah satu wasiat penting Nabi Muhammad, “Berdaganglah engkau, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu berada di perdagangan.” Inilah Pareto Rezeki. Di mana sebagian kecil manusia menguasai sebagian besar rezeki.
– Dengan kata lain, mereka yang tidak menguasai simpul perdagangan, maka kemungkinan Pareto Rezeki tidak akan berpihak padanya.
– Sebaliknya, mereka yang menguasai simpul perdagangan, maka kemungkinan Pareto Rezeki akan berpihak padanya.

Bukan cuma masyarakat Quraisy zaman dulu. Masyarakat zaman sekarang pun sangat mengagumi pedagang (tepatnya pengusaha). Sebabnya:
– Merekalah yang menggerakkan roda ekonomi.
– Merekalah yang membuka lapangan kerja.
– Merekalah yang memberi sumbangan besar-besaran.
– Merekalah yang memengaruhi pemerintah secara langsung.
– Bahkan merekalah yang mengendalikan dunia!

Ippho Santosa
Entrepreneur, Penulis Megabestseller & Penerima Muri Award